Kamis, 22 April 2010

Pengaruh Modal Kerja BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Keberadaan koperasi dalam kegiatan pembangunan terutama dalam upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan sangat penting, karena merupakan salah satu penyangga tujuan pembangunan yang berakar pada rakyat. Sehingga pemberdayaan ekonomi kerakyatan secara mandiri untuk keluar dari kesulitan krisis ekonomi sekaligus memberikan dampak positif pada kehidupan bangsa yang demokratis.

Di dalam undang-undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (1) menyatakan bahwa

“ perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan “ Selanjutnya didalam penjelasan menyatakan bahwa kemakmuran masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuan orang seorang dan perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi.

Hal ini didukung dengan Undang-Undang No.25 Tahun 1992 pasal 3 tentang pokok-pokok perkoperasian. Tujuan utama koperasi ialah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Untuk mencapai tujuan itu koperasi menyelenggaraan berbagai usaha yang bermanfaat dan menguntungkan para anggotanya baik sebagai produsen maupun konsumen. Sebagai badan usaha, koperasi harus dikelola dengan baik sebagai layak bentuk badan usaha yang lain. Disamping itu sebagai organisasi ekonomi, koperasi harus mengikuti hukum-hukum ekonomi yang rasional serta norma-norma dan kebiasaan-kebiasaan yang lazim berlaku dalam dunia usaha. Dengan cara ini kepentingan anggota maupun pihak ketiga dapat dilindungi.

Dalam tata kehidupan ekonomi Indonesia koperasi diharapkan dapat berkembang sebagai badan usaha yang sehat dan kuat. Demikian pula peranan koperasi dalam perekonomian diharapkan akan semakin meningkat. Tidak kalah pentingnyaa adalah makin bertambahnya dampak manfaat koperasi terhadap anggota dan masyarakat luas.

Pembangunan atau pengembangan koperasi tidak terlepas dari tersedianya modal kerja yang cukup agar operasional usahanya dapat berjalan lancar. Modal dan sarana usaha merupakan aspek-aspek yang sangat penting bagi pengembangan koperasi. Pada saat ini modal kerja menjadi kendala utama yang dihadapi koperasi dalam menjalankan usahanya. Dimana modal koperasi masih sangat terbatas, karena hanya bersumber dari anggotanya saja, sedangkan perhatian bantuan modal dari pemerintah dan pelaku ekonomi lainnya masih sangat rendah. disamping masih kurang kepercayaan pihak perbankan terhadap bonafiditas koperasi.

Untuk itu sudah saatnya koperasi-koperasi memberikan kemungkinan kerja sama yang lebih luas lagi dengan ketiga pelaku ekonomi di Indonesia, yaitu koperasi, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Kerja sama tersebut harus bertujuan mencapai kesejahtraan bersama lagi seluruh masyarakat, khususnya peningkatan kesejahtraan bagi warga koperasi itu sendiri.

Mendorong penyediaan permodalan koperasi secara terus menerus dan teratur akan menigkatkan penyediaan sarana usaha dan pasilitas yang diperlukan oleh koperasi berguna untuk menunjang kelancaran pelaksanaan aktivitas usahanya. Apabila seluruh aktivitas usaha koperasi dapat di biayai dengan modal kerja yang cukup, maka akan menunjang pencapaian sisa hasil usaha (SHU) sesuai rencana. Karena salah satu factor penentu behasil tidaknya koperasi dalam rangka meningkatkan sisa hasil usaha adalah tersedianya modal kerja yang cukup disamping faktor-faktor yang lainnya.

Jumlah modal kerja yang terlalu besar akan menyebabkan terjadinya pengangguran dana dan begitu pula sebaliknya jika modal kerja terlalu sedikit aakn menyebaban terjadinya kemacetan pembiayaan operasional usaha koperasi, sehingga koperasi sulit untuk mencapai sisa hasil usaha (SHU) yang ditargetkan.

Faktor pengurus sangat berperan dalam menetapkan kebijakan keuangan baik menyangkut masalah pengalokasian dana maupun cara mendapatan dana tersebut. Pengurus sangat memegang peranan penting dalam menetapkan kebijakan-kebijakan keuangan sebagai pedoman kerja terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan datang.

Perpaduan antara kebijakan pengurus dengan modal kerja yang baik akan sangat mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat hasil usaha (SHU) yang akan diperoleh. Apabila tingkat sisa hasil usaha (SHU) telalu tinggi berarti semakin mantapnya koperasi tersebut dalam menetapkan kebijakan kebutuhan modal kerja dan fungsi-fungsi lainnya, sebaliknya jika tingkat sisa hasil usaha (SHU) yang diperoleh dari tahun ketahun sermakin rendah menunjukkan bahwa kebijakan penetapan kebutuhan modal kerja pada koperasi.

Pendekatan manajemen khususnya manajemen keuangan sangat membantu koperasi dalam mengelola modal kerja yang dimiliki. Jika modal kerja dapat digunakan secara efisien dan efektif, maka akan sangat berpengsuh pada sisa hasil usaha (SHU) yang dicapai oleh koperasi tesebut. Oleh karena itu koperasi harus memperhatikan keseimbangan antara jumlah modal kerja dengan jumlah kegiatan usaha yang dilaksanakan.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dan menganalisis kebijakan Koperasi Badan Pusat Statistik (BPS) Nanggroe Aceh Darussalam terutama tentang penentuan jumlah modal kerja myang dibutuhkan sehingga akan mendorong pencapaian sisa hasil usaha (SHU) sesuai yang ditargetkan, yang akan dituangkan dalam satu karya ilmiah yang berbentuk LKP dengan judul “PENGARUH MODAL KERJA TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI KOSIKAS BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) NANGGROE ACEH DARUSSALAM”.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan Lapoan Kerja Praktek (LKP) ini antara lain adalah :

1. Untuk mengetahui sumber-sumber modal yang ada pada koperasi KOSIKAS Badan pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Untuk mengetahui pekembangan modal kerja pada koperasi KOSIKAS Badan pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam.

3. Untuk melihat sejauh mana perkembangan modal kerja dapat menigkatkan koperasi KOSIKAS Badan pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam.

4. Untuk menemukan masalah-masalah dan hambatan-hambatan yang dihadapi oleh koperasi KOSIKAS Badan pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam.

C. Metode Penulisan

Agar dapat mempertoleh hasil seperti yang diharapkan, dalam penulisan LKP ini penulis menggunakan dua metode yaitu:

1. Penelitian Kepustakan, penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder sebagai kekrangka berpikir yang dilakukan dengan jalan membaca buku-buku dan bahan-bahan lain selama penulisan.

2. Penelitian lapangan, yaitu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer yang berhubungan dengan penulisan LKP ini.

D. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan dalam penulisan laporan kerja praktek ini adalah sebagai berikut:

BAB I Bab ini merupakan bab pendahuluan yang membahas tentang permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika pembahasan.

BAB II Bab ini mengemukakan tentang gambaran umum kantor kopersi KOSIKAS Badan pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam. Pembahasan ini meliputi sejarah singkat berdirinya koperasi KOSIKAS Badan Pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam, keadaan anggota, struktur organisasi dan usaha-usahanya.

BAB III Bab ini merupakan bab pembahassan mengenai tinjauan kepustakaan yang meliputi pengertian dan sumber modal kerja, perkembangan modal kerja dan pengaruh modal kerja terhadap peningkatan sisa hasil usaha.

BAB IV Bab ini meupakan bab pembahasan mengenai judul yang penulis bahas yaitu pengaruh modal kerja terhadap peningkatan sisa hasil usaha koperasi KOSIKAS Badan pusat Statistik Nanggroe Aceh Darussalam. yang meliputi pengertian dan sumber modal kerja, perkembangan modal kerja dan pengaruh modal kerja terhadap peningkatan sisa hasil usaha.

BAB V Bab ini merupakan bab penutup, yaitu mencakup beberapa kesimpulan dan saran-saran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar